Senin, Desember 28, 2009

TUMPENG NASI KUNING ordered by BHIPA' 94

Akhirnya kesampaian juga bikin Tumpeng.
Dipesan sama temen-temen eks SMA 10 Yogyakarta untuk acara Pengukuhan Pengurus Alumni Bhipa' 94.
Persiapan dimulai H-1, belanja-belanja ke pasar tradisional beli daun + tambir buat alas tumpeng, ayam, kelamud untuk urap, pokcoy, cabe merah besar, timun buat garnishnya.
Sampai rumah mulai beraksi, ungkep ayam, bikin perkedel, kering tempe, dan sambal goreng hati.
Malemnya mulai bikin garnish ma alas tumpeng, selesai jam 22.00 WIB setelah bersih-bersih tibalah saatnya untuk bubuk dulu.


Dilanjutkan paginya  jam 04.00 WIB bangun, mulai bikin urap dan menggoreng-goreng sambil menanak nasi kuning. Selesai jam 06.00 WIB, nah..mulailah mencetak nasinya dan menata lauk-pauknya. Setelah semua lauk tertata rapi tinggal ditambah garnishnya supaya cantik dan cerah ceria.
Tepat pukul 07.30 WIB selesailah semuanya. Tumpeng siap dibawa ke acara di daerah Kaliurang.
"Aduh cantikya"
"Wuih...lauknya banyak banget dan menggiurkan"
"Wow..mantaaab"
Komentar beberapa teman. Hmm...hilang deh capek dan pegelnya denger komentar-komentar mereka.

Semua resep dan babibunya di tumpeng ini diambil dari NCC punya. Pokoke thanks banget buat NCC. Muah...muah...muah...

Dan di bawah ini ada tulisan tentang :

Makna Tumpeng

 
Tumpeng adalah sejenis sajian olahan nasi yang dibuat dengan bentuk kerucut menyerupai kemuncak gunung (top of mountain), umumnya dibuat dalam dua jenis: nasi kuning dan nasi putih. Biasanya tumpeng dibuat ketika acara selamatan , seperti memperingati kelahiran anak, peresmian rumah dan gedung yang baru selesai dibangun, lulus sekolah, hingga naik jabatan.

Mengaitkan tumpeng dengan tradisi selamatan ini sangat identik dengan budaya khas suku bangsa di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa (Jawa, Sunda, dan Madura) dan Bali yang memandang tumpeng sebagai simbolisasi bersifat sakral. Meskipun begitu, banyak yang tidak memahami makna tumpeng, utamanya saja jika dilihat dari segi bentuknya. Karena yang lebih ditekankan adalah tradisi selamatannya. Hanya Bali yang masih terasa pengaruh Hindu yang dominan; sedangkan Pulau Jawa lebih menunjukkan keunikan, karena meski adanya pengaruh Islam , namun yang terjadi adalah akulturasi antara unsur Hindu-Islam-dan budaya lokal (syncretism). Maka tidak mengherankan jika pengaruh Hindu tersebut masih terjaga, bahkan hingga masa-masa kemudian telah menyatu sebagai bagian dari tradisi lokal di kalangan pemeluk keagamaan apapun di Indonesia. Selain itu, bukan hanya di lingkungan masyarakat pribumi; pada masa kolonial orang-orang Belanda dan keturunan (Indo) juga bahkan kerap melakukan tradisi selamatan dengan menyajikan tumpeng dan nasi kuning ketika sedang memperingati ulang tahun anak-anaknya, peresmian rumah yang baru dibangun, dan perpisahan seorang pejabat pemerintah yang dipindah tugas ke daerah lain.

Sebagaimana saya singgung di atas, dalam tradisi tumpeng dan juga selamatan itu sendiri terdapat unsur pengaruh Hindu yang kuat. Selain disertai dengan ritual berdoa untuk keselamatan bersama, tradisi tumpeng juga bisa dilihat dari simbolisasi tumpeng dengan bentuk kerucutnya (trapezium) yang mengingatkan pada bentuk miniatur gunung. Dan gunung sendiri bagi penganut Hindu diberi istilah méru, representasi dari sistem kosmos (alam raya). Pada masa kerajaan Hindu-Budha berkuasa di Indonesia, konsep méru ini dapat dilihat dari penempatan keraton (tempat tinggal raja) yang terletak di sekitar rangkaian pegunungan. Misalnya, Keraton Suradipati Kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran (berakhir eksistensinya pada tahun 1579 AD karena invasi kerajaan Islam Banten) terletak di sekitar tiga rangkaian pegunungan, yaitu Gunung Salak, Pangrango, dan Gedé (di wilayah Bogor sekarang).

Jika dikaitkan dengan bagian kemuncak tumpeng, maka hal itu melambangkan Tuhan sebagai penguasa kosmos; adapun aneka sayur dan lauk-pauk yang ditata di bagian bawah tumpeng melambangkan kehidupan (tumbuhan, hewan, dan manusia). Dalam kepercayaan Hindu-Jawa, alam terdiri dari alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, dan alam manusia. Di sini, alam tumbuh-tumbuhan diwujudkan melalui bahan-bahan, misalnya kacang panjang, urap , dan sayur kangkung; Alam fauna diwujudkan melalui daging hewan seperti ayam, kambing, sapi, dan babi ; adapun alam manusia diwujudkan dalam bentuk nasi tumpeng itu sendiri.

Maka jika memaknai bentuk tumpeng, terkandung harapan bagi yang mengadakan sebuah seremoni, yaitu kehidupan bisa semakin baik, menanjak naik dan tinggi seperti halnya bentuk kemuncak tumpeng itu sendiri. Misalnya bayi yang baru lahir diharapkan menjadi anak yang pintar dan sukses di masa depan; atau seseorang yang meninggal dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di alam kematian. Filosofinya sederhananya saja: bentuk kerucut melambangkan gunungan (méru) sebagai sifat awal dan akhir, simbolisasi dari sifat alam dan manusia yang berawal dari Tuhan dan akan kembali lagi (berakhir) pada Tuhan.

Tumpeng dalam jenis dan Fungsi Seremonialnya

Menurut jenisnya, tumpeng dibagi dua, tumpeng nasi kuning dan tumpeng nasi putih. Kedua jenis tumpeng ini biasanya disajikan dalam perayaan kelahiran bayi, ulang tahun, syukuran, khitanan, perkawinan, atau upacara tolak bala. Yang membedakan, tumpeng nasi putih biasa disajikan dengan ayam ingkung (berbumbu aréh ), bacem tempe, dan ikan asin. Selain itu, jenis tumpeng dibedakan juga menurut fungsinya, antara lain:

a. Tumpeng Nasi Putih dan Nasi Kuning

Tumpeng memiliki dua jenis warna, yaitu putih dan kuning. Kedua warna tersebut sarat akan makna. Tumpeng berwarna putih artinya melambangkan kesucian; sedangkan yang berwarna kuning melambangkan rezeki yang melimpah (kekayaan) dan masa depan penuh harapan baik. Tumpeng nasi kuning biasanya dibuat pada acara kelahiran, ulang tahun, khitanan, pertunangan, syukuran dan upacara tolak bala (tolak wabah penyakit).

Keduanya sama berbentuk kerucut, namun dari segi kelengkapan ingredient-nya, memiliki perbedaan. Komposisi bahan tumpeng putih adalah ayam panggang bumbu aréh (ingkung), ikan asin, urap, telur pindang , bacem tahu dan tempe, sayur kluwih serta dendeng ragi. Sedangkan lauk pauk pada tumpeng kuning adalah tempe kering, kentang dan teri, sambal goreng hati, dendeng ragi, ayam goreng, perkedel, udang, dan telur dadar. Tiap komposisi bahan memiliki arti tersendiri. Misalnya ikan asin (teri) goreng melambangkan kegotongroyongan atau kebersamaan; Telur pindang berarti kebulatan tekad; dan sayur-sayuran melambangkan ketenteraman dan rezeki yang melimpah.

b. Tumpeng Nasi Putih

Adapun yang membedakan kedua jenis tumpeng ini biasanya dapat dilihat dari tumpeng putih yang tidak memakai ayam goreng, tetapi ayam panggang bumbu aréh selain bacem tahu dan tempe. Sedangkan tumpeng nasi kuning –sebenarnya- komposisi bahannya tidak jauh berbeda, namun biasanya ditambahkan perkedel, tempe dan kentang kering, abon, irisan ketimun, dan irisan telur dadar.

c. Tumpeng Robyong

Dalam adat Jawa tumpeng robyong dibuat saat upacara siraman pada acara perkawinan. Ciri dari tumpeng ini diletakkan dalam bakul dengan berbagai macam sayuran. Kemuncaknya diberi telur ayam, bawang merah, terasi, dan cabai (lihat gambaran tumpeng robyong di samping kiri). Di dalam bakul, selain nasi terdapat juga urap, ikan asin, dan telur ayam rebus.

d. Tumpeng Nujuh Bulan

Dibuat ketika acara memperingati kehamilan pada usia tujuh bulan. Di atas permukaan alas yang dialasi daun pisang, tumpeng nasi putih diletakkan di tengah dan dikelilingi oleh tujuh tumpeng berukuran kecil, yang dihiasi telur rebus, sayur-mayur dan lauk pauk.

e. Tumpeng Pungkur

Jenis tumpeng yang dibuat ketika ada kematian. Cirinya tumpeng dibelah dua, diletakkan saling membelakangi, dan ditaruh di alas (tampah), kemudian tumpeng dibawa ke pemakaman. Kenapa tumpeng ini diberi nama “pungkur” karena setelah dipotong vertikal lalu diletakkan saling membelakangi. Tumpeng ini pun dibuatnya sangat sederhana, yaitu hanya nasi putih yang dihias oleh sayuran di sekeliling tumpeng.

f. Tumpeng Nasi Uduk

Tumpeng jenis ini biasanya digunakan saat peringatan Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad dan disebut juga dengan istilah tumpeng tasyakuran. Dibuat dalam komposisi bahan ayam ingkung bumbu aréh, lalapan, rambak goreng, dan kedele hitam goreng.

Sebenarnya, selain lima jenis tumpeng di atas, masih ada lagi beberapa jenis tumpeng lainnya. Dan mungkin sekali juga banyak jenis tumpeng yang muncul dari proses modifikasi, karena tumpeng sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya ketika memperingati momen dan peristiwa penting. Dengan demikian makna filosofis dari tumpeng sendiri terkadang sudah tidak tampak lagi seiring dijadikannya tumpeng sebagai bagian gaya hidup. Misalnya modifikasi tumpeng dapat dilihat dari diadakannya kursus-kursus pembuatan tumpeng yang menunjukkan kreasi dan variasinya, salah satunya pemilihan komposisi bahan lauk pauk dan sayuran yang disesuaikan dengan selera si pembuat tumpeng.

Referensi:

Ganie, Suryatini N. 2003. Upaboga di Indonesia: Ensiklopedia Pangan & Kumpulan Resep. Jakarta: Gaya Favorit.

Herayati, Yetti et.al. 1984-1985. Makanan: Wujud, Variasi dan Fungsinya serta Cara Penyajiannya pada Orang Sunda di Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Heine Geldern, R., “Conceptions of State and Kingship in Southeast Asia,” The Far Eastern Quarterly, Vol. 2, November 1942.

Moertjipto. 1993/1994. Makanan: Wujud, Variasi dan Fungsinya serta Cara Penyajiannya pada Orang Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahman, Fadly. 2006. Menelusuri Kebiasaan Makan Daging Babi di Bali (tidak dipublikasikan)

Referensi tentang kehidupan sehari-hari Orang Belanda dan Indo di Hindia Belanda yang sepintas saya singgung dalam tulisan ini:

Muharyo. 1992. “Mereka Rindu Nederlands Indie”, Femina, No. 33/XX, 20-26 Agustus.

Pattynama, Pamela. “Keluarga Indis; Kehidupan Sehari-Hari pada Masa Sebelum Perang di Batavia” dalam Joost Cote & Loes Westerbeek (ed.). 2005. Recalling Indies: Kebudayaan Kolonial dan Identitas Poskolonial. Jakarta: Syarikat.

Stok-van Es, Ena. 1992. De Stille Roep van Insulinde. Holland: Zuid-Hollandsche Uitgevermaatschappij.

.

Selasa, Desember 22, 2009

TART BATIK


Ceritanya kan dalam rangka Festival Pangan ke-4 ada lomba cake decoration temanya Batik Tradisional, nah...coba ikutan, tujuannya sih nambah pengalaman ma sharing sama peserta lain yang udah ahli. Senengnya di lomba itu bisa ketemu beberapa temen milis NCC. Pokoknya seru banget...
Walaupun gak menang tapi lumayanlah bisa masuk ke final.


Foto bareng dulu sebelum lomba dimulai


1st time menghias kue di depan orang banyak...hehe grogi juga :))

Selasa, November 17, 2009

BLACK FOREST





Black Forest buat ultahnya Tante Ita, tapi bikinnya telaaaat banget wong ultahnya bulan Oktober kok kuenya baru dibikin bulan November ini. Tapi gak papa ya Tan....maklum tukang kuenya lagi sibuk banget ma kerjaan kantor.


Met Ultah ya Tan....
Semoga panjang umur dan sukses selalu.

Kuenya sebagian dibagiin ke tetangga kanan kiri dan sebagian lagi ya dimakan sendiri.

Nah...ini dia yang ultah baru dapet ciuman selamat dari Mas Irwan.

Senin, Oktober 19, 2009

Kroket Bayam



Ini kroket kentang biasa, tapi isinya yang dibuat beda yaitu bayam dan keju mozarella.
Cara membuat isinya :
1. Rebus bayam setengah matang, angkat dan tiriskan
2. Tumis bawang putih yg udah dikeprek sampai harum masukkan bayam, masak hingga matamg
3. Isikan 1 sendok makan bayam dan 1 iris keju mozarella ke dalam kentang

Fruit Pie




Pie isi vla dan buah segar ( kiwi & strawbery ) kemudian disiram coklat masak. Hmm....perpaduan rasa manis, asam dan gurih.

Power Ranger Cupcakes

Cupcakes request Mas Irwan untuk sahabatnya yg ulang tahun. Mintanya harus dikasih Power Rangers soale sohibnya tuh hobby banget ama yg namaya Power Rangers. Tapi berhubung persediaan Fondant di rumah tinggal sedikit dan kebetulan TBK yg ada di Jogja kalo hari Minggu tutup makanya ya cuma bisa bikin kepalanya aja.





Nah....ini dia hasilnya. Dan Alhamdulillah yg dikasih seneng banget.





Kalo ini pas udah dipacking dan siap diantar.


Rabu, Oktober 14, 2009

BrownPig Cup Cake



Cupcakes pesenan Bundanya Angga temen sekelas anakku Irwan di SD Muhammadyah Kauman.
Cupcakes-nya dikasih nama sama Irwan BrownPig soale cakenya pake Brownies Kukus topingnya bertema pig ato babi.



Selasa, September 01, 2009

Lidah Kucing



Lidah Kucing bisa dibuat aneka rasa : vanilla, mocca, keju tergantung kesukaan. Resep dasarnya sih sama tinggal ganti perasanya aja kalo yg keju ya tinggal tambahin keju untuk campuran dan untuk ditabur di atasnya. Semuanya enak....

Kastengel


Kastengel tanpa MSG, tanpa tambahan bumbu, hanya keju edam buat campuran di dalamnya dan keju cheddar untuk taburan di atasnya. Hmmm....yummy.

Selasa, Agustus 25, 2009

ChocoNut Cookies




Fancy Cookies
















Fancy Cookies ini sebenarnya proses pembuatannya gampang, nah yang agak lama dan rumit ya proses finishingnya alias menghiasnya dengan Royal Icing....perlu konsentrasi tinggi dan mood yg bagus supaya hasilnya juga oke. Tapi asyik juga lo...bisa menghilangkan suntuk / empet.

Kamis, Juli 30, 2009

Klepon



Nah...kalo ini salah satu makanan kesukaannya Irwan, maunya tiap hari dibikinkan Klepon dan kalo udah matang gak seorangpun yang boleh menyentuhnya bahkan ibunya aja yg buatin gak boleh nyicipi apalagi ayah, uti, dan tanten2nya paling-paling cuma akung yg, kebagian itupun cuma 1-2 butir.

BDCK Edible Bryant



Sebenarnya sih mamanya Bryant gak berecana ngadain Ultah tp berhubung dah dibikinkan BDCK-nya jadinya bikin acara dadakan.
Met Ultah ya Dik Bryant, semoga panjang umur.

Snack Box


Ini Snack Box dibuat untuk acara syukurannya Yuyut.